Rabu, 19 September 2012

Perbandingan Pinjaman Rupiah dan Dolar US untuk Pembiayaan Perluasan Usaha

Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 3, No. 1, Maret 2001: 48 - 60
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
48
Perbandingan Pinjaman Rupiah dan Dolar US untuk Pembiayaan
Perluasan Usaha
Hendry
Alumni Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen – Universitas Kristen Petra
Richard V. Llewelyn
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen – Universitas Kristen Petra
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sumber dana pinjaman rupiah atau
dolar US yang lebih menguntungkan perusahaan. Dua bentuk pinjaman yang diteliti
adalah Fixed Loan serta pinjaman angsuran tetap untuk masing-masing mata uang.
Analisa regresi dan forecasting digunakan untuk menentukan nilai tukar rupiah
dalam dolar US untuk pinjaman dolar.
Hasil menunjukkan bahwa untuk kedua mata uang, sebuah perusahaan lebih
beruntung kalau memilih pinjaman yang dihitung dengan jenis Fixed Loan
dibanding dengan jenis hitungan pinjaman angsuran tetap.
Dari sudut bunga, memang lebih menguntungkan jika memilih pinjaman dolar
US karena bunganya lebih kecil, tetapi jika dilihat dari sudut total pembayaran
dalam rupiah, ternyata pinjaman rupiah lebih menguntungkan daripada pinjaman
dolar US. Hal ini disebabkan karena jika memilih pinjaman dolar US, perusahaan
akan menghadapi risiko nilai tukar.
Kata kunci: pinjaman, bunga, kurs, rupiah, dolar, regresi.
ABSTRACT
This study has the purpose of determining which source of borrowing (rupiah or
US dollars) is more profitable for a company wishing to expand its business. Two
types of borrowing are examined: fixed loan and fixed principal loan, for each
currency. Regression analysis and forecsting are used to determine the rupiah
exchange rate for borrowed dollars.
The results show that for both currencies, it is more profitable for a company to
choose to borrow using the fixed loan compared to the fixed principal loan.
From the point of view of interest rates, it is more profitable to borrow dollars
because the US dollar interest rate is lower, but from the point of view of total
payment in rupiah, it is clear that borrowing in rupiah is more profitable rather
than US dollars. This is caused by the fact that a company choosing to borrow
dollars will face exchange rate risk.
Keywords: borrowing, intoest, exchange rate, rupiah, dollar, regression.
Perbandingan Pinjaman Rupiah dan Dolar US untuk Pembiayaan Perluasan USaha
(Hendry & Richard V. Llewelyn)
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
49
PENDAHULUAN
Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai tahun 1997 dan mencapai puncaknya pada
tahun 1998, ditandai dengan laju inflasi yang melampaui dua digit serta rupiah yang
terdepresiasi jauh dari US dollar. Lagipula didukung dengan keadaan politik yang tidak
menentu, maka krisis ekonomi di Indonesia semakin parah bahkan di awal tahun 1998
rupiah sempat menembus Rp. 15.000, per dollar.
Ketika krisis ekonomi mulai menyebar ke seluruh Indonesia, para investor asing
menarik investasinya dari Indonesia dan banyak perusahaan dalam negeri yang terpaksa
harus ‘gulung tikar’ dalam arti tidak dapat lagi berjalan terus apalagi ditambah tidak
mendapat dukungan dari bank swasta maupun bank pemerintah karena suku bunga
pinjaman sangat tinggi. Suku bunga yang tinggi membebani peminjam atau para
pengusaha yang membutuhkan dana untuk operasi perusahaannya.
Memasuki tahun 1999, keadaan perekonomian Indonesia mulai membaik, salah satu
indikator adalah membaiknya rupiah terhadap US dollar, yaitu sekitar 7000 rupiah per US
dollarnya. Dibanding dengan tahun 1998, dimana orang lebih senang mendepositokan
uangnya, tahun 1999 ada yang mencoba untuk menginvestasikan uangnya pada usahausaha
tertentu, bahkan ada yang mencoba memperluas usaha melihat permintaan terhadap
suatu barang meningkat.
Untuk memperluas usaha, perusahaan membutuhkan sejumlah modal yang tidak
sedikit. Untuk itulah bank-bank memberikan pinjaman kepada perusahaan yang
membutuhkan. Pinjaman itu dapat berupa rupiah maupun valuta asing. Semua itu
tergantung perusahaan sendiri. Kalau dilihat dari suku bunga pinjaman, suku bunga
pinjaman untuk rupiah lebih tinggi dibanding valuta asing tetapi risikonya lebih kecil,
sedangkan valuta asing risikonya lebih tinggi karena dipengaruhi fluktuasi kurs mata
uang.
Perubahan valuta asing mempunyai dampak positif dan dampak negatif terhadap
cashflow dan tingkat profitabilitas perusahaan. Untuk itu seorang manajer keuangan perlu
memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi fluktuasi nilai tukar tersebut, antara lain:
a. Tingkat inflasi di negara yang berbeda
b. Suku bunga yang berlaku di berbagai negara yang berbeda
c. Adanya spekulasi dari pihak individu maupun dari pihak bank di Indonesia.
Berpangkal dari latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan
sebagai berikut: “Apakah pembiayaan perluasan usaha lebih baik menggunakan sumber
dana dari pinjaman rupiah atau dari pinjaman dolar US mengingat suku bunga pinjaman
yang diberlakukan berbeda dan risikonya berbeda pula?”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan sumber dana pinjaman rupiah atau
dolar US yang lebih menguntungkan perusahaan di saat pengembalian pinjaman tersebut.
Dengan demikian, maka penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada perusahaan,
pinjaman mana yang seharusnya diambil oleh perusahaan agar lebih menguntungkan.
KAJIAN LITERATUR
Menurut Muljono (1990:40), dengan terbukanya system perekonomian suatu negara
memungkinkan pula suatu bank beroperasi jauh ke kawasan negara-negara lain. Oleh
karena itu sumber-sumber dana perkreditan juga dapat diberikan oleh bank-bank yang
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 3, No. 1, Maret 2001: 48 - 60
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
50
berasal dari luar negeri yang menanamkan dananya di Indonesia baik secara langsung
maupun melalui cabangnya yang ada di Indonesia. Atas dasar situasi ini maka jenis-jenis
kredit inipun juga dapat dibedakan menjadi:
· Kredit yang sumbernya berasal dari luar negeri, baik dalam valuta asing maupun
dalam rupiah.
· Kredit yang sumbernya berasal dari bank-bank di dalam negeri, dalam rupiah.
Salah satu masalah dalam mengatur struktur kredit adalah apakah pinjaman akan
diberikan dalam mata uang Rupiah atau mata uang asing/valas yang dalam hal ini
kebanyakan adalah mata uang dolar US. Masalahnya adalah antara suku bunga pinjaman
dan risiko. Suku pinjaman Rupiah relatif lebih mahal dibandingkan dengan US dollar
tetapi risiko yang dihadapi lebih sedikit. Sedangkan pinjaman US dollar cenderung lebih
murah tetapi nasabah harus menghadapi risiko perubahan kurs.
Konsep time value of money atau nilai waktu uang merupakan pemikiran yang
didasarkan atas perhitungan bahwa nilai uang pada waktu yang akan datang tidak sama
dengan nilai uang pada saat sekarang. Jadi konsep time value of money didasarkan pada
keyakinan bahwa nilai uang dipengaruhi oleh kapan uang tersebut diterima. Dengan
demikian perbedaan nilai uang dipengaruhi oleh waktu, juga ditentukan oleh tinggi
rendahnya tingkat bunga.
Kurs mata uang asing adalah harga dalam negeri dari mata uang luar negeri (asing).
Kurs tukar ini dipertahankan sama di semua bagian pasar oleh abitrase. Abitrase mata
uang asing berkenan kepada pembelian mata uang asing bilamana harganya rendah dan
menjualnya bilamana harganya tinggi. Suatu kenaikan dalam kurs tukar disebut
depresiasi atau pengurangan nilai mata uang dalam negeri dalam hubungannya dengan
mata uang asing. Suatu penurunan dalam kurs disebut apresiasi atau suatu kenaikan
dalam nilai mata uang dalam negeri.
Pada umumnya, kurs mata uang asing ditentukan oleh perpotongan dari kurva
pemintaan pasar untuk mata uang asing dan penawaran dari mata uang asing. Permintaan
untuk mata uang asing timbul terutama selama mengimpor barang-barang dan jasa-jasa
dari luar negeri dan membuat investasi-investasi dan pinjaman luar negeri. Penawaran
uang mata asing timbul selama mengekspor barang-barang dan jasa-jasa dan menerima
investasi-investasi dan pinjaman-pinjaman luar negeri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi nilai tukar mata uang antar lain:
· Suku bunga (Dornbusch dan Fischer, 1989:105)
· Inflasi (Ackley, 1982:539; Dornbusch dan Fischer, 1989:7)
· Uang yang beredar (Dornbusch dan Fischer, 1989:339)
· Tingkat pertumbuhan suatu negara (Soelistyo, 1983:156; Sukirno, 1999:10)
· Tingkat pendapatan masyarakat (Sukirno, 1999:11)
· Politik (Dornbusch dan Fischer, 1989:110)
· Spekulasi (Salvatore, 1997:189)
Ada beberapa metode yang tersedia untuk meramalkan nilai tukar menurut Madura
(2000:244). Technical forecasting melibatkan sejumlah data-data historis dari nilai tukar
untuk meramalkan nilai tukar di masa yang akan datang. Biasanya perusahaan
menggunakan technical forecasting tidak semata-mata untuk tujuan spekulasi, tetapi
dipakai untuk mengembangkan kebijakan perusahaan. Pada technical Forecasting juga
Perbandingan Pinjaman Rupiah dan Dolar US untuk Pembiayaan Perluasan USaha
(Hendry & Richard V. Llewelyn)
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
51
dikenal model-model berseri pada waktu-waktu tertentu seperti ‘moving average’ yang
dapat digunakan oleh para investor untuk membentuk semacam peraturan bagi
pergerakan mata uang. Misalnya: mata uang tertentu akan menunjukkkan nilai yang turun
sesudah mengalami moving average selama 3 hari.
Model peramalan ini dapat menolong investor pada pasar mata uang di berbagai
macam waktu. Ada satu hal yang perlu diingat oleh para investor yang menggunakan
jenis peramalan ini, yaitu meskipun beberapa model dapat digunakan dengan baik selama
periode tertentu, tetapi pada suatu periode lain model tersebut bisa saja sama sekali tidak
berguna.
Fundamental forecasting adalah peramalan nilai tukar berdasarkan hubungan yang
pokok diantara variabel-variabel ekonomi yang berpengaruh pada tingkat pertukaran,
misalnya tingkat inflasi, suku bunga dll. Bagi para investor yang menggunakan
fundamental forecasting sering terdapat pembicaraan yang subyektif bahwa gerakan yang
umum pada variabel-variabel ekonomi suatu negara akan berpengaruh terhadap nilai
tukar mata uang negara tersebut.
Market based forecasting adalah peramalan nilai tukar berdasarkan dari indicatorindikator
pasar, misalnya current spot rate, atau forward rate .
Karena tidak ada peramalan tunggal yang lebih baik dibandingkan dengan peramalan
yang lain, selain itu juga karena tidak ada satu teknik peramalan yang dapat meramalkan
secara konstan nilai currency, maka akan lebih baik bila digunakan kombinasi dari
metode-metode peramalan yang ada.
Dalam analisa ini, perusahaan membutuhkan dana dan ditawari dua bentuk pinjaman,
yaitu pinjaman dengan rupiah atau pinjaman dengan dolar US. Baik untuk pinjaman
dalam bentuk rupiah maupun dalam bentuk dolar US, perusahaan ditawari dua jenis
perhitungan pinjaman, yaitu jenis Fixed Loan dan Pinjaman Angsuran Tetap. Baik Fixed
Loan maupun Pinjaman Angsuran Tetap akan dihitung Pokok pinjaman per bulan, biaya
bunga serta suku bunga efektifnya. Setelah itu akan diperbandingkan dan ditarik
kesimpulan mana yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.Dalam penelitian ini
penulis menduga bahwa pinjaman dengan menggunakan dolar US akan lebih
menguntungkan perusahaan biarpun mengandung risiko kurs yang lebih besar, sebab
suku bunga pinjaman dolar US lebih kecil dibanding Rupiah. Ini mengakibatkan hasil
pengembalian akhir beserta bunganya akan lebih kecil untuk US dollar.
METODOLOGI PENELITIAN DAN SUMBER DATA
Penelitian yang dilakukan penulis adalah studi perbandingan antara kurs rupiah
dengan US dollar yang dipinjam untuk memperluas usaha. Data sekunder, meliputi data
dari biro statistik, majalah, literature-literatur serta karya ilmiah yang diperlukan sebagai
bahan pembahasan.
Pembayaran uang di masa yang akan datang, diterima secara anuitas mulai sekarang.
Pinjaman Angsuran Tetap untuk suatu anuitas disini digunakan untuk menghitung
angsuran serta total biaya bunga untuk tahun 2000 – 2001.
Suku bunga efektif adalah besarnya suku bunga yang secara nyata yang harus
ditanggung oleh debitur. Suku bunga efektif ini biasanya juga disebut persentase bunga
tahunan (annual percentage rate, APR).
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 3, No. 1, Maret 2001: 48 - 60
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
52
Yang dimaksud dengan Fixed Loan adalah dimana pokok pinjaman per bulannya
adalah sama, dengan bunga yang berbeda setiap bulannya. Pada pinjaman ini,
pembayarannya untuk bunga semakin lama semakin sedikit, asal dengan syarat seorang
nasabah membayar pokok pinjaman per bulan dengan sejumlah uang yang telah
dihitung/ditentukan. Pada pinjaman ini pula, seorang nasabah dapat mengambil sejumlah
uang ditengah pembayaran angsuran asal tidak melebihi uang pokok pinjaman pertama
kalinya seperti yang telah dijanjikan antara pihak bank dan pihak nasabah. Pinjaman ini
digunakan untuk menghitung pokok pinjaman dan bunga per bulan untuk tahun 2000–
2001.
Variabel-variabel yang digunakan untuk analisa regresi adalah inflasi; nilai tukar
rupiah-dolar US; uang beredar; dan suku bunga deposito berjangka 1 bulan. Variabelvariabel
tersebut dijelaskan lebih lanjut di bawah dan dapat dilihat secara lengkap di
Hendry (2000).
Yang dimaksud dengan inflasi adalah angka yang menunjukkan kecenderungan
meningkatnya harga barang-barang umum. Besarnya angka inflasi yang terjadi
dinyatakan dengan persentase (%). Inflasi yang digunakan disini adalah antara tahun
1995 sampai dengan tahun 1999 dan untuk memprediksi atau meramal kurs (nilai tukar)
antara rupiah dengan dolar US untuk tahun 2000 dan 2001. Data inflasi diperoleh dari
BPS (Badan Pusat Statistik).
Uang beredar adalah M2 yaitu uang M1 ditambahkan dengan uang kuasi. Sedangkan
M1 adalah jumlah rekening deposito yang dapat dijadikan cek (rekening koran di bank),
CD (Certificate of deposit) ditambah uang kartal (currency) yang dipegang masyarakat
disebut CU. Dan uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan, dan rekening
(tabungan) valuta asing milik swasta domestik. Uang beredar yang digunakan disini
adalah uang beredar dari tahun 1995 sampai dengan tahun 1999 yang digunakan untuk
memprediksi/meramal kurs antara rupiah dengan dolar US tahun 2000 – 2001. Data uang
beredar diperoleh dari Bank Indonesia (1995-1999).
Suku bunga deposito berjangka 1 bulan bisa diartikan sebagai besarnya imbalan yang
diterima oleh nasabah dari pihak bank setelah 1 bulan dari waktu nasabah menaruh
deposito di bank tersebut. Data suku bunga tersebut juga diperoleh dari Bank Indonesia
(1995-1999).
Variabel dependen dalam analisa regresi tersebut adalah nilai tukar rupiah-dolar US
dalam rupiah per dolar. Data untuk variabel ini untuk setiap bulan dari tahun 1995 sampai
1999 diperoleh dari http://www.oanda.com.
Peristiwa politik daerah adalah kejadian atau peristiwa politik yang bersifat daerah
belum sampai bersifat nasional. Contohnya kasus Nabire di Irian Jaya, kerusuhan di
Sanggau (Kalimantan Barat), kerusuhan di Aceh, Ambon dan Timor-Timur pada
awalnya, kerusuhan di Medan, Lombok, Ujung Pandang, dan Samarinda. Serta seperti
kerusuhan Situbondo pada awalnya dan sebagainya.
Peristiwa politik nasional adalah kejadian atau peristiwa politik yang bersifat nasional
atau peristiwa politik yang pertamanya bersifat daerah yang kemudian menjadi masalah
nasional. Contohnya seperti Pemilu dan Kampanye Pemilu, demonstrasi mahasiswa
untuk menuntut turunnya mantan Presiden Soeharto dan Habibie, Kerusuhan Mei di
Jakarta, turunnya Presiden Soeharto, serta terpilihnya Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
dan Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden dan Wakil Presiden dan lain lain.
Sedangkan masalah daerah yang menjadi nasional adalah seperti peristiwa di Ambon,
Aceh, Situbondo, Irian Jaya dan Timor Timur.
Perbandingan Pinjaman Rupiah dan Dolar US untuk Pembiayaan Perluasan USaha
(Hendry & Richard V. Llewelyn)
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
53
Politik yang bersifat internasional adalah kejadian atau peristiwa politik yang bersifat
internasional atau peristiwa politik yang sebelumnya bersifat nasional. Sebagai contohnya
adalah penyanderaan oleh GPK di Irian Jaya atas orang-orang asing, Pelepasan Timtim,
PBB masuk Timtim, serta bentrok di Timtim, dan lain sebagainya.
Peristiwa ekonomi bersifat nasional adalah kejadian atau peristiwa ekonomi yang
bersifat nasional, seperti Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi, jatuhnya rupiah
akibat jatuh tempo pembayaran Commercial Paper (CP), BI naikkan SBI, likuidasi bank,
dan sebagainya.
Peristiwa ekonomi yang bersifat internasional adalah kejadian atau peristiwa ekonomi
yang bersifat internasional, seperti kesepakatan IMF, turunnya valuta asing regional,
penggunaan CBS (Currency Board System), dan lain lain.
Dalam analisa ini akan diramalkan nilai tukar rupiah untuk satu dolar US untuk tahun
2000 dan tahun 2001, yang nantinya akan digunakan untuk menghitung pokok pinjaman
per bulan dan biaya bunga. Analisa data dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus
sebagai berikut:
Present Value of Annuity =
r q
r q
PVA a
n q
/
1- (1+ / ) - .
= (1)
dimana:
a = pinjaman atau angsuran
r = suku bunga
q = quantitas atau frekuensi pinjaman (hari, minggu, bulan atau tahun)
n = jumlah periode waktu
Fixed Loan:
x Jumlah hari dalam bulan
PinjamanPokok Angsuran bungapinjaman
BiayaBunga 1
360
( )*
úûù
êë
é -
= (2)
n q
Pembayaran Pokok Pinjaman perbulan Pinjaman Pokok
*
= (3)
dimana:
n = jumlah tahun
q = quantitas atau frekuensi pinjaman (bulan)
Suku Bunga Efektif = Re = APR = ((1+r/q)q-1)x100% (4)
dimana:
r = suku bunga
q = quantitas atau frekuensi pinjaman (bulan)
Regresi Linear:
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4D1+b5D2+b6D3+b7D4+b8D5 (5)
dimana:
Y = Kurs antara Rupiah dengan Dolar US
a = Intercept
X1 = Inflasi (% per bulan)
X2 = Uang beredar / M2 (jumlah dalam miliar rupiah)
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 3, No. 1, Maret 2001: 48 - 60
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
54
X3 = Suku bunga deposito berjangka 1 bulan (%)
D1 = Politik – Daerah (0/1)
D2 = Politik – Nasional (0/1)
D3 = Politik – Internasional (0/1)
D4 = Ekonomi – Nasional (0/1)
D5 = Ekonomi – Internasional (0/1)
Untuk ‘Politik’ (variabel D1, D2, D3) dan ‘Ekonomi’ (variabel D4, D5) menggunakan
sistem ‘dummy’, dimana variabel tersebut menjadi 0 jika tidak terjadi peristiwa yang
sehubungan dengan variabel tersebut dan menjadi 1 jika terjadi peristiwa yang
sehubungan dengan variabel tersebut.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Sebagai contoh dalam perluasan usaha atau investasi ini, diasumsikan suatu
perusahaan ditawari dua bentuk pinjaman, yaitu pinjaman yang berupa rupiah dan
pinjaman berupa dolar US. Perusahaan diberi kesempatan untuk memilih salah satunya.
Dalam analisa ini diasumsikan bahwa perusahaan tersebut membutuhkan dana sebesar Rp
5.000.000.000,00 dan perusahaan meminjamnya dari suatu bank swasta dengan flat rate
17% untuk rupiah dan 7% untuk dolar US dengan masa pinjaman 2 tahun (24 bulan).
Untuk kedua bentuk pinjaman (baik dolar maupun rupiah) dipaparkan dua jenis cara
menghitung pinjaman. Pinjaman dihitung dengan menggunakan jenis Fixed Loan dan
pinjaman yang dihitung dengan Pinjaman Angsuran Tetap. Dari dua jenis hitungan
tersebut nanti akan dipilih yang paling menguntungkan bagi perusahaan baik itu
angsuran, biaya bunga maupun total pembayarannya. Perincian perhitungan dapat dilihat
di Hendry (2000).
Dengan menggunakan pinjaman angsuran tetap rumus yang digunakan adalah Present
Value Annuity seperti di rumus (1). Angsuran per bulan untuk rupiah adalah
Rp 247.211.320. Karena perusahaan harus membayar angsuran setiap bulan selama 2
tahun, maka total pembayaran menjadi Rp 5.933.071.690 dan total biaya bunga menjadi
sebesar Rp. 933.071.690. Untuk menghitung suku bunga efektif digunakan rumus (4).
Suku bunga efektif untuk pinjaman rupiah ini menjadi sebesar 18,4%.
Untuk menghitung biaya bunga untuk Fixed Loan digunakan rumus (2). Sedangkan
untuk menghitung pokok pinjaman yang dikembalikan per bulan digunakan rumus (3).
Pokok pinjaman per bulan adalah sebesar Rp. 208.333.333. Total biaya bunga selama dua
tahun adalah sebesar Rp. 898.107.638. Total pembayaran menjadi Rp. 5.898.107.638.
Untuk menghitung suku bunga efektif digunakan rumus (4). Nilai suku bunga efektif
untuk pinjaman fixed loan dalam rupiah menjadi 17,26%.
Dari kedua perhitungan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pinjaman yang lebih
menguntungkan perusahaan adalah pinjaman jenis Fixed Loan. Dapat kita lihat bahwa
total biaya bunga untuk pinjaman yang dihitung dengan Fixed Loan lebih kecil
dibandingkan dengan pinjaman yang dihitung dengan Pinjaman Angsuran Tetap, yaitu
Rp. 898.107.638 untuk Fixed Loan dan Rp. 933.071.690 untuk Pinjaman Angsuran
Tetap. Begitu juga dengan suku bunga efektifnya yang menunjukkan bahwa suku bunga
efektif untuk Fixed Loan (17,26%) lebih kecil dibandingkan dengan suku bunga efektif
untuk Pinjaman Angsuran Tetap (18,39%). Dengan demikian, sebuah perusahaan lebih
beruntung jika mengambil kredit dalam rupiah dengan pinjaman Fixed Loan.
Perbandingan Pinjaman Rupiah dan Dolar US untuk Pembiayaan Perluasan USaha
(Hendry & Richard V. Llewelyn)
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
55
Dalam pinjaman dengan dolar US juga diperlakukan dua perhitungan, yaitu dengan
menggunakan Pinjaman Angsuran Tetap dan Pinjaman Fixed Loan. Tetapi seperti
diketahui bahwa pinjaman dengan valuta asing, mengalami risiko nilai tukar. Maka untuk
mengantisipasinya dilakukan peramalan nilai tukar rupiah – dolar US dalam masa tahun
2000 – 2001 dengan menggunakan mixed forecasting yang mengunakan analisis regresi
linear seperti di rumus (5).
Hasil dari proses data tersebut di atas, dari Januari 1995 sampai dengan Desember
1999 (sebelum dan sesudah krisis moneter) ditunjukkan di Table 1.
Tabel 1. Hasil Analisa Regresi
R Square 0.96
F 167.59
P (F) 0.0000
Coefficients t Stat P-value
Konstan -2095.24 -6.90 0.0000
Inflasi 395.34 8.18 0.0000
Uang Beredar (M2) 0.0141 12.76 0.0000
Suku Bunga Deposito berjangka 1 Bulan 60.10 6.81 0.0000
Politik – Daerah -748.61 -3.22 0.0023
Politik – Nasional 253.98 0.68 0.5000
Politik – Internasional 292.29 0.66 0.5900
Ekonomi – Nasional -1507.65 -4.51 0.0001
Ekonomi – Internasional 988.44 2.90 0.0055
Dari hasil tampilan di atas dapat dilihat bahwa inflasi, uang beredar, suku bunga
deposito, politik-daerah, ekonomi-nasional, dan ekonomi-internasional adalah signifikan
karena nilai mutlak dari nilai t-statnya lebih atau sama dengan 2,02. Ini berarti faktorfaktor
seperti inflasi, uang beredar, suku bunga deposito, politik yang bersifat daerah, dan
ekonomi yang bersifat nasional dan internasional mempengaruhi nilai tukar rupiah
terhadap dolar US. Sedangkan untuk variabel politik-nasional dan politik-internasional
tidaklah signifikan dikarenakan nilai absolut dari nilai t-stat kurang dari 2,02. Ini berarti
baik politik yang bersifat nasional maupun yang bersifat internasional tidak
mempengaruhi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar US dalam analisis ini, mungkin
karena dalam jangka pendek (hari atau minggu), politik yang bersifat nasional atau politik
yang bersifat internasional bisa saja sangat signifikan atau dengan kata lain
mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar US, tetapi dalam jangka yang lebih
panjang, dalam hal ini bulan, ternyata politik yang bersifat nasional dan internasional
tidak mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar US.
Dengan demikian, persamaan regresi linear untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar US
adalah:
Y = -2095,24 + 395,3435 X1 + 0,014 X2 + 60,1031 X3 + (-748,61) D1 + 253,9838 D2 +
292,3 D3 + (-1507,65) D4 + 988,4381 D5 (6)
Sehubungan dengan adanya dua variabel (politik nasional dan internasional) yang
tidak signifikan, maka untuk nilai D2 dan D3 digunakan nilai rata-rata dari kedua variabel
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 3, No. 1, Maret 2001: 48 - 60
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
56
tersebut, yaitu 0,483 untuk D2 dan 0,05 untuk D3 sehingga persamaan regresi menjadi
untuk membuat peramalan menjadi:
Y = -2095,24 + 395,3435 X1 + 0,014 X2 + 60,1031 X3 + (-748,61) D1 + 253,9838 (0,483)
+ 292,3 (0,05) + (-1507,65) D4 + 988,4381 D5 (7)
Prediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar US serta nilai variabel-variabel yang
digunakan untuuk peramalan selama dua tahun dengan menggunakan rumus di atas
ditunjukkan di Tabel 2.
Tabel 2. Prediksi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar US (2000 – 2001)
Bulan Inflasi M2
Sk. Bunga
Dep. Politik Ekonomi Prediksi
(%) Berjk. 1 bln
(%)
(Daerah) (Nas) (Int) (Nas) (Int) Kurs
Tahun 2000
Januari 1.32 650597 11.91 1 1 0 1 1 7202.05
Februari 1.39 653334 11.33 1 1 1 1 1 7233.52
Maret 0.93 656451 10.8 1 1 0 1 1 7063.84
April 1.5 665651 10.5 1 1 0 1 1 7401.11
Mei 2.35 683477 10.43 1 1 0 1 1 7984.75
Juni 2.86 684335 10.37 1 1 1 1 1 8194.88
Juli 3.25 695000 10.6 1 1 0 1 1 8513.54
Agustus 3.05 700000 10.25 1 1 1 1 1 8484.06
September 2.8 710000 10.5 1 1 1 1 1 8541.51
Oktober 3.5 715000 10.7 1 1 0 1 1 8900.90
November 4 718500 10.5 1 1 0 1 1 9135.99
Desember 5.1 720000 10.2 1 1 0 1 1 9574.03
Tahun 2001
Januari 3.2 730000 10.7 1 1 0 1 1 8994.18
Februari 1.7 731500 11.1 1 1 0 1 1 8446.39
Maret 2 731700 12.5 1 0 0 1 0 7663.53
April 1.35 739000 12.9 1 1 0 1 0 7533.71
Mei 1.2 740000 11.2 1 0 0 1 1 8374.80
Juni 1.13 741500 10.7 1 1 1 1 1 8338.26
Juli 1 741600 11.1 1 0 0 1 1 8312.32
Agustus 0.92 750000 10.5 1 1 0 0 0 8882.50
September 0.6 753250 10.7 1 1 0 0 0 8813.92
Oktober -0.25 760000 11.25 0 0 0 1 1 8835.68
November 1.24 765000 11.7 0 1 0 1 0 8533.97
Desember 3 767000 11.9 0 0 0 1 0 9270.05
Sumber: Hendry, (2000)
Inflasi dari Januari 2000 sampai dengan Juni 2000 adalah berdasarkan data dari BPS
dalam Indikator Ekonomi. Sedangkan untuk seterusnya adalah hasil prediksi dari penulis.
Prediksi inflasi naik pada Juli dan Agustus 2000 adalah adanya beberapa kerusuhan yang
Perbandingan Pinjaman Rupiah dan Dolar US untuk Pembiayaan Perluasan USaha
(Hendry & Richard V. Llewelyn)
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
57
terjadi di Indonesia serta adanya kelangkaan bensin. Pada tanggal 1 Oktober 2000 adanya
berita di koran yang menyatakan inflasi akan mencapai 8%-9% dengan naiknya BBM.
Maka untuk Oktober sampai dengan Desember 2000, inflasi diperkirakan akan tinggi,
apalagi ditunjang dengan adanya Natal dan Lebaran yang bersamaan pada bulan
Desember 2000, otomatis harga barang-barang akan naik. Sedangkan untuk Januari 2001,
inflasi akan berangsur-angsur turun kembali sampai November 2001. Pada bulan
Desember 2001, inflasi akan kembali tinggi karena Lebaran dan Natal tidak berbeda jauh
harinya, dan harga barang-barang akan kembali naik.
Untuk uang beredar, penulis memperkirakan akan meningkat terus mengikuti pola
tahun-tahun sebelumnya, apalagi ditunjang dengan naiknya inflasi. Selain itu juga
masyrakat Indonesia yang semakin banyak, dengan begitu uang yang dibutuhkan lebih
banyak. Untuk data uang beredar Januari 2000 sampai Juni 2000 berdasarkan data dari
Bank Indonesia. Untuk suku bunga deposito berjangka 1 bulan, tidak ada banyak
perubahaan untuk tahun 2000 dan 2001. Data untuk Januari 2000 sampai Juni 2000
berdasarkan data dari Bank Indonesia.
Untuk politik yang bersifat daerah, diperkirakan akan adanya peristiwa politik yang
bersifat daerah sampai dengan September 2001. Sedangkan untuk Nasional, diperkirakan
akan ada terus untuk tahun 2000 karena adanya kemelut politik dalam negeri, seperti
desakan agar presiden Abdurrahman Wahid untuk mundur. Sedangkan untuk tahun 2001,
mungkin politik-nasional akan lebih tenang begitu pula dengan yang internasional.
Untuk ekonomi yang bersifat nasional, akan ada kejadian sampai bulan Juli 2001,
seperti intervensi dari BI, serta bantuan-bantuan keuangan lainnya karena melihat rupiah
yang masih kurang stabil. Sedangkan untuk ekonomi Internasional sepanjang tahun 2000,
akan ada peristiwa seperti bantuan dari IMF, ABD atau kejadian lain seperti penundaan
bantuan dari IMF. Dan untuk tahun 2001, bantuan dari luar mungkin akan berkurang,
melihat rupiah stabil di 8000-an. Kalaupun ada kejadian lain, mungkin disebabkan adanya
hutang swasta yang jatuh tempo.
Sebagai tambahan, prediksi kurs pada Tabel 2 tersebut di atas dibandingkan dengan
kurs fakta yang ada sampai bulan Oktober 2000. Rata-rata, selisih antara kurs fakta dan
kurs prediksi selama 10 bulan tersebut menjadi sebesar 2,97% dengan selisih tertinggi
sebesar 6,95% dan selisih terkecil sebesar 0,20%. Maka tidak berbeda jauh antara
prediksi kurs dengan kurs fakta.
Karena perusahaan membutuhkan Rp 5.000.000.000 untuk perluasan usahanya, maka
dengan kurs $1 = Rp 7202,046, perusahaan membutuhkan $694.247 sebagai pokok
pinjaman. Suku bunga (flat rate) menjadi 7% per tahun selama masa pinjaman dua tahun.
Angsuran per bulan untuk pinjaman angsuran tetap dihitung dengan menggunakan
rumus [1], jadi angsuran per bulan untuk dolar US yang harus dibayar oleh perusahaan
adalah $31.083. Angsuran per bulan itu sendiri terdiri dari biaya bunga per bulan dan
pokok pinjaman per bulan. Karena kurs tiap bulan untuk rupiah terhadap dolar US adalah
berbeda, maka perhitungan untuk biaya bunga dan pokok pinjaman per bulan dipisah
dimana suku bunga pinjaman per bulan adalah 0,58 % (7%/12 bulan). Untuk menghitung
biaya bunganya adalah sebagai berikut:
Biaya bunga = suku bunga per bulan (0,58 %) ´ saldo tiap bulan (8)
Untuk saldo bulan pertama adalah sama dengan pokok pinjaman ($694.247).
Sedangkan saldo untuk bulan-bulan berikutnya adalah saldo bulan sebelumnya dikurangi
dengan pokok pinjaman per bulan untuk bulan tersebut. Untuk menghitung pokok
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 3, No. 1, Maret 2001: 48 - 60
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
58
pinjaman per bulan adalah sebagai berikut:
Pokok pinjaman per bulan = $31.083 – biaya bunga (9)
Perhitungan lebih lengkap ditampilkan di Hendry (2000). Jumlah bunga yang dibayar
(dalam rupiah) menjadi sebesar Rp. 421.040.301 sedangkan total pembayaran selama dua
tahun menjadi sebesar Rp. 5.802.986.918. Nilai pokok pinjaman yang harus dibayar
menjadi lebih besar daripada Rp. 5 milyar karena fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap
dolar selama dua tahun tersebut. Dengan demikian suku bunga efektifnya untuk pinjaman
dolar dengan angsuran tetap menjadi sebesar 7,30% berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan rumus (4).
Rumus untuk menghitung biaya bunga untuk dolar US dengan menggunakan jenis
Fixed Loan adalah rumus (2). Pokok pinjaman per bulan dihitung dengan rumus (3) dan
menjadi sebesar $28.927 per bulan. Nilai bunga dan pokok pinjaman per bulan dikonversi
ke rupiah dengan menggunakan kurs prediksi setiap bulan. Jumlah bunga yang dibay
menadi sebesar Rp. 417.515.778 sedangkan total pembayaran menjadi sebesar
Rp. 5.792.260.337. Suku bunga efektif Fixed Loan untuk dolar US adalah sebesar 7,11%.
Dari sini dapat dilihat ternyata sama juga dengan pinjaman rupiah, bahwa pinjaman
dengan menggunakan jenis Fixed Loan lebih menguntungkan dibanding dengan pinjaman
yang dihitung menggunakan pinjaman angsuran tetap. Ini dapat dilihat dari total biaya
bunga, di mana untuk Fixed Loan total biaya bunganya sejumlah Rp 417.515.778.
Sedangkan total biaya bunga untuk perhitungan menggunakan pinjaman angsuran tetap
lebih besar dibandingkan dengan Fixed Loan, yaitu sejumlah Rp 421.040.301. Ini
disebabkan bunga untuk Fixed Loan yang berkurang setiap bulan, karena setiap bulan
uang pokok berkurang sebanyak pokok pinjaman per bulan yang dibayarkan. Begitu juga
dengan suku bunga efektifnya, pinjaman Fixed Loan 7,11% lebih kecil daripada pinjaman
dengan menggunakan pinjaman angsuran tetap sebesar 7,30%.
Dengan demikian untuk pinjaman menggunakan dolar US, lebih menguntungkan
kalau memakai jenis pinjaman Fixed Loan karena total biaya bunga dan suku bunga
efektifnya lebih rendah dibanding dengan menggunakan jenis pinjaman angsuran tetap.
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sumber dana pinjaman rupiah atau dolar
US yang lebih menguntungkan perusahaan. Ada dua bentuk pinjaman yang diteliti yaitu
Fixed Loan serta pinjaman angsuran tetap untuk masing-masing mata uang. Analisa
regresi dan forecasting digunakan untuk menentukan nilai tukar rupiah dalam dolar US
untuk pinjaman dolar. Dari analisis regresi tersebut, nilai tukar rupiah terhadap dolar US
untuk jangka waktu Januari 1995 sampai dengan Desember 1999 ternyata nilai tukar
rupiah tidak dipengaruhi oleh peristiwa politik yang bersifat nasional maupun yang
internasional. Mungkin dalam jangka waktu pendek, seperti harian atau mingguan, kedua
variabel tersebut bisa saja berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar US.
Tetapi dalam jangka panjang (bulanan), hanya inflasi, uang beredar, suku bunga deposito
berjangka 1 bulan, peristiwa politik yang bersifat daerah dan peristiwa ekonomi yang
bersifat nasional dan internasional yang berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah terhadap
dolar US.
Perbandingan Pinjaman Rupiah dan Dolar US untuk Pembiayaan Perluasan USaha
(Hendry & Richard V. Llewelyn)
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
59
Berikut di Tabel 3 diperbandingkan biaya bunga dan pokok pinjaman yang
dikembalikan serta suku bunga efektifnya untuk kedua macam pinjaman dengan dua jenis
perhitungan pinjaman dan dua jenis mata uang.
Tabel 3. Biaya Bunga, Pokok Pinjaman dan Suku Bunga Efektif
Pinjaman Rupiah Dolar US
Fixed Loan
Pinjaman
Angsuran tetap Fixed Loan
Pinjaman
Angsuran tetap
Biaya Bunga Rp 898.107.638 Rp 933.071.690 Rp 417.515.778 Rp 421.040.301
Pokok Pinjaman Rp 5.000.000.000 Rp 5.000.000.000 Rp 5.792.260.337 Rp 5.802.986.918
Bunga+Pokok Rp 5.898.107.638 Rp 5.933.071.690 Rp 6.209.776.116 Rp 6.224.027.219
Suku Bunga
Efektif
17,26% 18,39% 7,11% 7,30%
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa baik memakai pinjaman rupiah maupun
pinjaman dolar US, sebuah perusahaan lebih beruntung kalau memilih pinjaman yang
dihitung dengan jenis Fixed Loan dibanding dengan jenis hitungan pinjaman angsuran
tetap. Ini dapat dilihat dari biaya bunga, total pembayaran (bunga + pokok) dan suku
bunga efektifnya, yang lebih kecil nilainya jika memakai Fixed Loan.
Karena suku bunga pinjaman untuk dolar US lebih kecil daripada rupiah, otomatis
biaya bunga untuk pinjaman dolar US akan lebih kecil dibandingkan dengan pinjaman
rupiah. Dari sudut bunga, memang lebih menguntungkan jika memilih pinjaman dolar US
karena bunganya lebih kecil, tetapi jika dilihat dari sudut total pembayaran dalam rupiah,
ternyata pinjaman rupiah lebih menguntungkan daripada pinjaman dolar US. Hal ini
disebabkan karena jika memilih pinjaman dolar US, perusahaan akan menghadapi risiko
nilai tukar. Apalagi dalam kondisi krisis seperti sekarang ini, rupiah cenderung
terdevaluasi oleh dolar US.
SARAN
Jika suatu perusahaan menginginkan perluasan usaha untuk masa sekarang (semasa
krisis moneter), perusahaan disarankan agar menggunakan pinjaman rupiah, karena total
pembayarannya lebih kecil daripada menggunakan pinjaman dolar US, belum lagi risiko
nilai tukar (kurs), sehingga beban perusahaan atas pinjaman perluasan usaha menjadi
lebih ringan.
Selain itu perusahaan juga disarankan untuk menggunakan pinjaman dengan
menggunakan jenis Fixed Loan, karena selain total pembayarannya yang rendah, biaya
bunga serta suku bunga efektif lebih rendah. Tetapi dengan syarat adanya kesadaran dari
perusahaan sendiri untuk membayar pokok pinjaman per bulannnya yang telah dihitung,
dengan tepat waktu yaitu tiap bulan.
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 3, No. 1, Maret 2001: 48 - 60
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
60
DAFTAR PUSTAKA
Ackley, G. 1982. Teori Ekonomi Makro. Universitas Indonesia, Jakarta.
Bank Indonesia. 1996-2000. Statistik Keuangan Indonesia. Bank Indonesia, Jakarta.
Biro Pusat Statistik. 1995-1999. Indeks Harga Konsumen di Ibukota Propinsi Indonesia.
Biro Pusat Statistik, Jakarta.
Biro Pusat Statistik. 2000. Indikator Ekonomi. Biro Pusat Statistik, Jakarta.
Dornbusch, R., dan S. Fischer. 1989. Makro Ekonomi. Edisi keempat. Erlangga, Jakarta.
Hendry. 2000. Studi Perbandingan Pembiayaan Perluasan Usaha Dengan Menggunakan
Sumer Dana Pinjaman Rupiah Atau Dolar US. Skripsi S-1 (Unpublished). Fakultas
Ekonomi, Universitas Kristen Petra, Surabaya, Indonesia.
Internet. 2000. http://www.oanda.com
Madura, J. 2000. International Financial Management. Sixth edition. Southwestern
College Publishing.
Mulijono, T.P. 1990. Managemen Perkreditan Bagi Bank Komersial. Edisi kedua. BPFE,
Yogyakarta.
Salvatore, D. 1997. Ekonomi International. Edisi kedua. Erlangga, Jakarta.
Soelistyo. 1983. Ekonomi International: Teori Perdagangan Internasional. Edisi kedua.
Liberty, Jakarta.
Sukirno, S. 1999. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Edisi kedua. PT. RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

1 komentar:

  1. BERITA BAIK BERITA BAIK

    Halo semuanya, saya SUWANDI dari indonesia. Saya menyarankan Anda semua di sini untuk tidak mengajukan pinjaman di mana-mana untuk perusahaan atau pemberi pinjaman di halaman web ini, sebagian besar perusahaan di sini adalah tipuan, penipuan dan penipuan, dan juga beberapa testimonial di sini salah, mereka adalah orang yang sama. Karena itu, tolong berhati-hatilah untuk tidak menjadi persekutuan mangsa Indonesia. Saya ditipu empat kali kira-kira Rp 200.000.000 untuk biaya registrasi, biaya transfer, bea cukai dan biaya asuransi, setelah pembayaran ini saya tidak mendapatkan pinjaman saya, tapi mereka meminta saya untuk membayar berkali-kali. Ini akan menarik minat Anda untuk mengetahui ada undang-undang tentang pembiayaan undang-undang atau peraturan dewan ini untuk mendapatkan pinjaman dari undang-undang pemberi pinjaman atau perusahaan mana pun. Saya bersyukur bahwa saya menerima pinjaman cepat sebanyak $ 250.000 dari perusahaan yang diperkenalkan teman saya Achmad Halima. Perusahaan pinjaman yang dapat dipercaya dan dapat dipercaya (ALEXANDER ROBERT). Mereka sekarang menjadi perusahaan terbesar di AS, Eropa dan seluruh Asia. Misi dan komitmen Anda kepada Alexander's Loan Company didedikasikan untuk meringankan impian Anda dan membantu kita semua yang telah ditipu dan ditipu dalam proses mendapatkan pinjaman segera, memberi Anda keramahan kelas dunia. Perusahaan Pinjaman Alexander atau pemberi pinjaman pinjaman tahu apa yang seharusnya ada di sepatu Anda dan mereka berusaha keras untuk tidak melupakan perasaan itu. Mereka akan mendapatkan kepercayaan Anda dengan mengkomunikasikan kepada Anda informasi yang perlu Anda ketahui, jika Anda perlu mengetahui dan hak untuk menawarkan pinjaman (pedagang pribadi atau pinjaman) dan layanan keuangan.

    Saya sangat mengabdikan diri untuk membantu negara saya mendapatkan pinjaman dari penipuan dan segera, e-mail saya (suwandirobby01@gmail.com) atau (achmadhalima@gmail.com)

    Hubungi saya atau (alexanderrobertloan@gmail.com) untuk informasi lebih lanjut, saya bersedia membantu. Tuhan memberkati kalian semua.

    BalasHapus